Minggu, Juli 20, 2008

postheadericon Fenomena Sihir

Masih jelas dimata dan hangat ditelinga kita tentang manusia kawat yang di alami oleh ibu Noersa’idah (usia 41 tahun, sekarang 2008) dari Kalimantan Timur? Sebagian orang mempercayai dia terkena kiriman santet (teluh, tenung) dari orang yang yang (pernah) merasa disakiti olehnya. Sebagian yang lain berpendapat bahwa dialah yang mengirim santet pada seseorang tetapi balik menyerang dirinya. Ada juga yang mengatakan kalau ibu Noor sendirilah yang melakukan hal tersebut dalam rangka mencari popularitas.
Saya tidak akan menilai bahwa pendapat ini yang salah atau itu yang benar. Tetapi mau mengatakan bahwa itu mungkin terjadi. Bukankah di kehidupan ini adalah serba mungkin. Kenapa? Kita dibesarkan dilingkungan nyata yang mempercayai adanya makhluk lain yang bertempat tinggal dibumi ini dari sisi lain yang kasat mata seperti keping mata uang yang memilik dua sisi. Ketika kita melihat secara lahiriyah maka yang nampak adalah sesuatu yang bisa disentuh oleh indera tangan, telinga, hidung, kulit atau indera dari anggota tubuh yang lain. Dan ketika kita larut pada keheningan berdzikir atau renungan kita akan mengalami hal yang luar biasa yaitu masuk dunia ruhaniyah (perasaan, pikiran, hati) yang disana kita bisa melihat bahwa kita berada di dunia yang tidak terbatas ruang. Anda pernah bermimpi?
Dari sudut pandang agama, manusia adalah paduan dari jasad (materi, zat) dan ruh (immateri, energi). Menurut konsep fisika, zat adalah kumpulan dari energi dan energi bersifat kekal tapi tidak kekal terhadap wujudnya secara siklis. Kita dapat merasakan atau memanfaatkan energi saat terjadi perubahan bentuk dari satu bentuk energi menjadi bentuk energi yang lain. Ketika terjadi perubahan energi maka indera kita tidak dapat melihat bentuk pertama tetapi menjumpai bentuk kedua. Contoh: energi potensial air terjun berubah menjadi energi kinetik pada turbin kemudian generator menghasilkan energi listrik dan kemudian berubah menjadi energi cahaya pada lampu.
Dari hal tersebut kita pun dapat berasumsi terhadap kisah tuyul yang suka mencuri uang secara gaib. Bagaimana logikanya, jika memang benar? Tuyul (salah satu nama jin yang menyerupai anak gundul, warisan isitlah dari nenek moyang kita) bersifat immateri (energi) saat mengambil uang, uang (zat) tersebut mengalami perubahan bentuk menjadi energi yang setingkat dengan makhluk tersebut maka kesan dimata kita menjadi hilang. Disaat terlepas, kembali ke dunia materi akan berubah seperti bentuk semula.
Tiap daerah di Indonesia masih ada yang melestarikan aktivitas ritual yang diwarisi secara turun temurun dianggap dapat memberikan kekuatan magic atau sihir sesuai bentuk-bentuk ritualnya. Yang tidak asing lagi ditelinga contohnya gendam, santet, pelet atau apalah namanya.
Bagaimana kita mensikapi hal tersebut? Allah mengingatkan kita bahwa sejak awal peradaban manusia ada sebagian mempelajari sihir, sihir tersebut dapat memberikan pengaruh yang terlihat nyata sebagaimana yang pernah dialami Muhammad saw. Kemudian atas perlindungan-Nya melalui wasilah (sarana) sesuai petunjuk-Nya melalui tuntunan agama, rasulullah terbebas dari pengaruh sihir. Jika kita istiqamah memelihara hati agar tetap ikhlas mentaati-Nya, pasti kita terhindar dari segala macam sihir, kecuali Allah berhendak lain. Insyaallah, apa pun itu menjadi pelajaran bagi umat manusia.

postheadericon Bunuh Hewan, Anak Lahir Cacad


Anda pernah mendengar kisah seseorang yang dilahirkan tidak sempurna seperti pada umumnya? Temanku yang bernama X memiliki jari-jari tangan dan kaki tidak lengkap karena dahulu ayahnya pernah membunuh kepiting. Temanku yang bernama Y memiliki kaki yang pincang karena dahulu ibunya pernah melempar batu dan melukai kaki ayam. Temanku yang bernama . . . memiliki anggota badan begini dan begitu karena dahulu orang tuanya melakukan atau melihat ini dan itu. Anda mempercayainya? Kenapa?
Anda boleh berkata, “Saya percaya karena . . . “ atau Anda juga boleh berkata, “Saya tidak percaya, tapi . . . Anda sering menjumpai fakta memang kebanyakan seperti itu.
Saya pun mengalami kesulitan menjawab bagaimana hal tersebut bisa terjadi, sesuatu yang tidak logis. Namun saat saya membaca suatu konsep fisika tentang induksi maka kejadian tersebut adalah sangat mungkin terjadi. Masih ingat prinsipnya? Ya, suatu konduktor(baja, besi) yang didekatkan atau digosok dengan magnet maka akan bersifat seperti magnet. Paku yang dililiti kawat berarus listrik pun menjadi magnet yang besar kemagnetannya sangat dipengaruhi besar kecilnya arus. “Lalu bagaimana dan apa hubungannya? Kamu ngawur, asal ngomong saja.”
“Benar, memang saya seolah memaksakan suatu konsep, suka mengkaitkan seuatu yang seolah tidak ada kaitannya sama sekali. Tapi bolehkan saya teruskan pandangan tersebut?”
Apa yang terlihat, terdengar, terasa, . . . pokoknya apa yang tersentuh oleh indera kita akan direkam oleh otak kita dan diterjemahkan benda apakah itu dengan cara menggabungkan semua informasi menjadi kesatuan sehingga memiliki arti tertentu kemudian disimpan dalam bentuk file yang lain dari yang sudah ada. File tersebut jika selalu kita ingat atau dipergunakan walaupun dalam bentuk gambaran di otak maka lama-kelamaan akan menjadi nyata menurut versi otak kita masing-masing. Kemudian, gambaran tersebut akan tercitra menjadi lebih sempurna dan menguat seperti kristal. Ingat, konsep energi adalah kekal dan dapat berubah bentuk menjadi zat. Visualisasi dan segala aktivitas yang terjadi di otak adalah dalam bentuk energi (listrik) demikian juga seluruh aktivitas yang terjadi di tubuh yang berpusat dari otak kita. Apa yang kita pikir secara terus-menerus (mbatin, istilah jawa-ne) akan menginduksi bayi yang ada dalam rahim, sehingga bentuk bayi akan menyesuaikan dengan apa yan dicitrakan oleh alam bawah sadar si ibu atau ayah bahkan orang lain dalam pikirannya ditujukan bagi bayi tersebut. Jadi tidak harus orang tuanya sendiri. “Wow, jadi lebih ngeri kan!”
Kamis, Juli 17, 2008

postheadericon Cari Masalah Solusi dari-Nya

Shalatlah untuk mengingat Allah. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
(QS. Thaha [20]: 14)
Ketika kita dirundung masalah yang sulit dicari jalan keluarnya, bersegeralah mengambil air wudhu, berjalanlah ke masjid, dan tunaikan shalat sepenuh kesadaran. Dengan cara tersebut, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu pertolongan-Nya, salah satunya dengan melancarkan kembali sistem aktivasi retikuler di otak kita.
Abdullah bin Mas’ud mengungkapkan, “Siapa pun yang ingin bertemu dengan Allah swt pada hari akhir nanti dalam keadaan Muslim, hendaklah dia memelihara semua shalat yang diserukan-Nya. Allah swt telah menetapkan jalan-jalan hidayah kepada para nabi dan shalat termasuk salah satu jalan hidayah. Jika kalian shalat di rumah, kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian dan kalian akan sesat. Setiap lelaki yang bersuci dengan baik lalu menuju masjid, Allah swt menulis setiap langkahnya satu kebaikan, mengangkatnya satu derajat, dan menghapus satu kejahatannya. Engkau telah melihat di kalangan kami, tidak pernah ada yang meninggalkan shalat (berjamaah) kecuali orang munafik. Bahkan, seorang yang sakit pun (dengan dipapah) antara dua orang untuk mendatangi shalat (berjamaah di masjid).”
Mengapa para sahabat menaruh perhatian besar terhadap shalat berjamaah? Jawabnya, orientasi hidup mereka bukan dunia tapi akhirat. Lebih spesifik lagi, mereka menempatkan kehendak Allah dan Rasul-Nya di atas kehendak nafsu dan keinginan pribadinya. Mereka menyadari bahwa perintah Allah dan Rasul-Nya pasti membawa kemaslahatan dunia-akhirat. Sebaliknya pengingkaran terhadap perintah-Nya tidak hanya melahirkan kegelisahan batin, namun juga aneka kesempitan hidup, di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, prinsip hidup mereka terkait perintah Allah, yaitu sami’na wa atha’na (kami mendengar dan kami mentaati).
Menurut tinjauan psikologis orang yang shalat berjamaah memiliki peluang besar untuk menyelesaikan masalah secara cepat dan akurat daripada orang yang sendirian, karena salah satu sifat positif manusia adalah memiliki sifat perhatian kepada orang lain. Sudah menjadi naluri kita untuk senantiasa memperhatikan wajah dan karakter orang lain. Karena itu, ketika seseorang tengah dirundung masalah kemudian mau berkumpul dengan orang lain, kemungkinan besar dia akan mendapat perhatian lebih besar dari orang-orang disekitarnya, apalagi jika mereka sudah saling kenal.
Siapapun orangnya, ketika bersama orang lain, fokus tentang masalah yang dihadapi akan berkurang 25-50% perhatiannya tertuju kepada orang lain. Dengan demikian, celah-celah solusi akan terbuka. Nah, ketika pikiran kita sudah tidak terfokus pada keadaan yang menakutkan atau yang membuat suasana hati dan pikiran gelisah, biasanya kecerdasan kita kembali, ada secercah cahaya (harapan) di kegelapan sebagaimana bintang menerangi bumi, menggantikan matahari yang setelah siangnya bergulir dibalik malam. Insyaallah.
Ketika kita sudah menjadikan shalat sebagai sarana untuk online dengan Allah swt, otomatis fungsi-fungsi shalat lainnya seperti terjaga kebersihan diri (QS.5:6), mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar (QS.29:45), disiplin diri (QS.11:114), datangnya pertolongan Allah (QS.2:45;153), hilangnya rasa gelisah dan keluh kesah70:19), kesuksesan dan kebahagiaan hidup (QS.23:2), beserta nilai tambah lainnya, insyaallah kita dapatkan. Tentunya bagi hamba yang bisa memelihara istiqamah dalam menjalankannya.

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Baca

Translate This Blog


Pengunjung

ahmadsofwan

Tips, Triks AdSense, Tutorial Blog, Tutorial SEO, Download Template Blogger, cara membuat blog, daftar google adsense, bisnis internet, tutorial facebook, tutorial frienster, buat facebook, buat frienster